Jakarta : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara soal penyadapan yang dilakukan Australia kepada Indonesia, termasuk dirinya, sang istri, Ibu Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan beberapa menteri lain. 

Dia menyatakan, tindakan itu telah mencederai hubungan strategis dengan Indonesia, sebagai sesama negara demokrasi. Karenanya, pemerintah melancarkan protes dan meminta penjelasan Australia atas tindakan spionase tersebut.

"Sejak ada informasi penyadapan AS & Australia terhadap banyak negara, termasuk Indonesia, kita sudah protes keras. *SBY*," kicau SBY lewat akun Twitter resmi, @SBYudhoyono, Senin 18 November malam.

SBY menjelaskan, pemerintah RI telah melakukan langkah tegas, seperti menarik Duta Besar RI untuk Australia dan meninjau kembali sejumlah agenda kerjasama bilateral atas tindakan Australia yang SBY sebut menyakitkan.

"Kita juga akan meninjau kembali sejumlah agenda kerjasama bilateral, akibat perlakuan Australia yang menyakitkan itu. *SBY*," ujar SBY.

"Indonesia juga minta Australia berikan jawaban yg resmi & bisa dipahami masyarakat luas atas penyadapan terhadap Indonesia. *SBY*," imbuh Presiden.

Australia dan AS dikabarkan bekerja sama dalam melakukan penyadapan terhadap Indonesia saat KTT di Bali 2007. Lalu kabar lain muncul bahwa Australia dan AS punya fasilitas penyadapan di gedung kedubes negara tersebut di Jakarta. Terakhir, SBY, Ibu Ani, Boediono, JK, dan 6 menteri lain yang menjadi target penyadapan.

SBY menegaskan, tindakan penyadapan tersebut sangat mencederai kemitraan strategis dgn Indonesia, sesama negara demokrasi. "Saya juga menyayangkan pernyataan PM Australia yang menganggap remeh penyadapan terhadap Indonesia, tanpa rasa bersalah. *SBY*," tandas SBY.

  • Tanggapan Australia
Sejauh ini, belum ada penjelasan resmi dari Australia atas kabar penyadapan yang dikuak mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), Edward Snowden.

Perdana Menteri Australia Tony Abbott menolak berkomentar atas kabar tersebut. Di hadapan parlemen Australia, dia hanya menjelaskan setiap pemerintah pasti mengumpulkan informasi dan semua pemerintahan juga tahu bahwa setiap negara memang mengumpulkan informasi.

Dia juga bilang, tidak akan memberikan komentar soal masalah intelijen, tapi satu hal yang ia tegaskan, bahwa Australia menggunakan segenap sumber daya yang ada, termasuk informasi, untuk membantu negara sahabat dan sekutu.

"Tugasku yang paling penting untuk melindungi Australia dan mengutamakan kepentingan negara. Dan aku tidak akan pernah ingkar dari tugasku itu," ujar Abbott, seperti dimuat The Australian, Senin (18/11/2013).
Abbott sebelumnya juga menegaskan, pemerintah Australia belum bisa membeberkan secara detail soal penyadapan ini. Yang pasti, pihaknya saat ini tengah mengumpulkan informasi dan mencari tahu kebenaran isu penyadapan itu.

"Hubungan kami dengan Indonesia sangat dekat dan kooperatif. Ini telah menjadi tradisi lama pemerintahan terkait kepercayaan politik, dan saya tidak bermaksud untuk mengubah itu pada hari ini,"

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top