Jakarta: Aksi spionase Australia yang menyadap Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan beberapa pejabat di Indonesia menuai
banyak kecaman di Indonesia.
President SBY pun telah memulangkan dubes Indonesia di canberra sebagai
sikap Indonesia. Namun menurut Yusril Izha Mahendra, langka SBY
memulangkan dubesnya ke Jakarta untuk koordinasi. Yusril malah
mempertanyakan apa maksud memulangkan dubes Indonesia. Ahli Hukum Tata
Negara ini menilai Australia telah bener-benar dengan nyata menyadap
SBY dan beberapa pejabatnya melalui kedubesnya yang berada di Jakarta.
Dubes Australia hanya dipangil oleh Kemenlu untuk "koordinasi" yg tdk
jelas apa maksudnya," tanya yusril di akun twitter nya @Yusrilihza_Mhd.
Sambung yusril, "Saya kira sang Dubes dipanggil untuk dibriefing
mengenai sikap RI yg mengutuk penyalahgunaan asilitad diplomatik utk
kegiatan spionase," katanya.
Di
kala itu sikap Suharto sangat tegas dengan mengusir diplomat Soviet dan
minta negaranya mengurangj jumlah diplomatnya di Jakarta. Bukan hanya
itu saja, Penerbangan Airoflot dari Moscow ke Jakarta pun juga ditutup
oleh Pemerintah Suharto.
"Pemerintah RI sekarang ini begitu lembek
sikapnya terhadap negara asing yg menginjak2 kehormatan kita sebagai
sebuah bangsa," ucap nya.
0 komentar:
Posting Komentar