Jakarta : Negeri Samba Brasil tak pernah kehabisan bintang dan calon bintang sepakbola. Seorang sahabat yang sempat tinggal dan mengajar di sebuah yayasan pendidikan dasar di Brasil selama 9 tahun menuturkan, hampir setiap anak laki-laki di negeri yang beribukota di Rio De Jainero itu selalu menuliskan: Ingin jadi pemain sepakbola terkenal, dalam kolom cita-cita di data isian anak-anak di sekolah. Tak ada yang salah dengan cita-cita itu.

Barangkali, bocah bernama Neymar da Silva Santos Junior pun begitu. Ketika lahir di Mogi das Cruzes, Sao Paulo, kota terbesar kedua di Brasil 5 Februari 1992 silam, orangtuanya sudah membayangkan anak laki-lakinya ini kelak bisa menjadi pemain sepakbola hebat.


Maklum saja, sang ayah Neymar da Silva Sr tidak kesampaian menjadi pemain bola profesional apalagi terkenal. Cita-cita itu akhirnya hanya digantungkan saja di langit Sao Paulo. 


Lingkungan membawa Neymar junior mengenal dan akhirnya mencintai sepakbola. Sehari-hari, pergaulannya nyaris tak pernah lepas dari sepakbola jalanan, futsal, dan sepakbola lapangan besar. Bisa dikatakan, seluruh masyarakat Brasil telah kecanduan sepakbola. Bukan hanya kaum pria dewasa, tapi olahraga seni olah bola itu telah merasuk ke dalam sanubari hingga urat-urat darah para wanita, orang tua, dan anak-anak. Sepakbola tak mengenal kasta dan strata sosial. Siapa pun boleh dan bisa enjoy bermain bola. 

Itulah Brasil di mata seorang sahabat yang kini sudah kembali tinggal di Indonesia menekuni bidang pendidikan. 

  • Darah Bola Mengalir dari Ayah
Orangtua Neymar, sang ayah Neymar da Silva dan ibundanya Nadine Santos seperti punya 'feeling' anaknya bakal menjadi bintang sepakbola di suatu hari kelak. Berbagai hal yang mengarahkan Neymar pada urusan sepakbola, selalu diutamakan. Termasuk, mendaftarkan anak sulungnya itu ke klub sepakbola junior di kotanya. Neymar da Silva Sr dan Nadine Santos hanya mempunyai dua anak, Neymar dan seorang adik perempuan. 


"Ayah selalu mendampingi saya, sejak saya masih kecil. Dia mengurusi banyak hal, termasuk kebutuhan saya dan keluarga," ungkap Neymar di sebuah media massa Amerika Serikat, nydailynews.com dalam sebuah wawancara. 

Pengakuan itu menggambarkan betapa dekatnya hubungan Neymar dengan kedua orangtuanya, terutama sang ayah yang banyak memberikan nasihat terkait profesinya sebagai pesepakbola profesional. Tahun 2003, sang ayah mengajak pindah keluarga ke Sao Vicente. Neymar remaja pun bergabung ke Klub Portuguesa Santista.



Tak lama, bakat istimewa Neymar terendus. Klub besar Santos menginginkan remaja itu untuk bergabung dan masuk dalam pembinaan klub. Keluarganya pun hijrah ke Santos. Kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan berangsur-angsur membaik. Honor Neymar di Santos sedikit demi sedikit terkumpul. Bahkan orangtuanya bisa beli rumah di dekat kawasan Vila Belmiro. 

Saat umur 15 tahun, Neymar sudah mendapat honor main bola 10.000 real Brasil atau hampir setara dengan Rp 50 jutaan per bulan. Jumlah honornya terus menanjak seirama dengan permainannya yang kian ciamik. Setahun kemudian, Neymar digaji 125.000 real Brasil per bulan atau setara dengan Rp 600-an juta. Ketika menginjak usia 17 tahun, Neymar resmi dikontrak secara profesional dan masuk di tim utama Santos FC. Pemain belia ini pun telah menggondol sponsor resmi. 





nah sobat2 itulah kisah perjanan karir neymar, jangan lupa yah kunjungi blog kita bersama ini bila ada waktu untuk mendapatkan informasi terbaru tentang blog2 kita bersama ini .....

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top